Laman

Selasa, 28 November 2017

Art History Brush dan Teknik Penggunaannya

Ada tool lain yang tersedia di dalam Adobe Photoshop CS3 yang juga terkait dengan Brush Tool. Tool tersebut Art History Brush Tool, dimana tool ini berfungsi untuk melukis objek gambar dengan menggunakan snapshot maupun history dari objek gambar dengan menggunakan snapshot maupun history dari objek gambar dengan menggunakan snapshot maupun history dari objek atau history perintah penggunaan Brush Tool sebelumnya.

Adapun untuk melukisnya dapat menggunakan model artistik tertentu. Dengan menggunakan Art History Brush Tool, akan dapat mengembalikan keadaan sebuah desain di dalam kanvas menjadi seperti semula sesuai dengan history perintah yang telah terjadi sebelumnya.

Adapun dalam menerapkan pengembalian tampilan seperti perintah sebelumnya tersebut dapat menggunakan model-model kuas tertentu dan pengaturan-pengaturan transparansi dan blending mode tertentu sehingga menciptakan efek artistik seperti yang diharapkan, sehingga dalam hal ini tidak benar-benar mengembalikan kondisi objek dalam kanvas sama persis seperti keadaannya semula tetapi dapat menjadi lebih artistik.

Pengenalan Art History Brush Tool

Art History Brush Tool memungkinkan Anda untuk membuat suatu efek yang artistik di dalam sebuah image. Untuk menagaktifkan tool ini, cukup dengan menekan tombol Shift+Y sebanyak dua kali pada keyboard. Berikut ini cara penggunaan Art History Brush Tool pada sebuah image di dalam kanvas:

Bukalah file gambar yang ingin diedit dengan memilih menu File > Open.

Apabila Anda telah menentukan file gambar, maka Anda akan mendapati sebuah kanvas yang di dalamnya terdapat sebuah gambar yang sudah Anda tentukan sebelumnya.

Pilihlah ikon Create a new layer. Hal ini dilakukan untuk membuat sebuah layer baru.

Setelah itu pilihlah Brush Tool, lalu tentukan jenis brush yang ingin Anda gunakan.

Masih di layer yang baru, oleskan brush ke dalam kanvas Perlu Anda ingat bahwa dalam mengoleskan brush harus dihindari area objek utama, sehingga bagian yang perlu dioles adalah bagian latar image.

Pilihlah Art History Brush Tool, atau bisa juga dengan menekan tombol Shift+Y pada keyboard Anda dua kali.

Setelah itu pilihlah panel history, lalu klik di sampai history Open.

Tentukan pengaturannya di dalam Option bar seperti keterangan di bawah ini:
  • Mode: Normal
  • Opacity:10%
  • Style: Dab.
  • Area: 30px
  • Tolerance :1%
Jika sudah oleskan brush ke dalam kanvas secara merata. Untuk mengoleskan brush harus di bagian image yang terkena Brush Tool sebelumnya.

Langkah selanjutnya, ubahlah Bleding Mode di layar yang baru tersebut sesuai dengan keinginan Anda. Untuk contact kali ini, kami mengubahnya menjadi Blending Mode: Overlay.

Setelah Anda mengubah Blending Mode, maka Anda akan mendapatkan hasil kreasi seperti diperlihatkan pada gambar berikut:

Mode

Tidak seperti halnya penggunaan Blending Mode pada panel Layers, Mode di dalam Option bar hanya terdapat tujuh macam saja, yaitu:
  • Normal :opsi ini merupakan Mode default.
  • Darken :opsi ini menghasilkan warna dasar yang gelap.
  • Lighten : opsi ini merupakan suatu kebalikan dari Darken, dimana hasil warna didapat menjadi lebih terang.
  • Hue: opsi ini menghasilkan kejenuhan warna pada suatu objek gambar.
  • Saturation: opsi ini memandupadankan antara corak warna dengan lumninance dari warna dasar. Jika warna yang akan diubah merupakan warna dasar abu-abu, maka Anda tidak akan mendapatkan perubahan warna.
  • Color: perpaduan antara corak dan kejenuhan warna sehingga dapat menghasilkan satu warna dengan tingkat transparansi yang baik.
  • Luminnosity: mode ini menghasilkan efek kebalikan dari mode Color, karena dapat menciptakan warna  perpaduan dari corak dan kejenuhan warna pada warna dasar dengan luminance yang berasal dari campuran warna.
Style

Art History Brush Tool memiliki beragam Style yang tersedia di dalam Option bar. Setiap style memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Apabila Anda memilih kotak kombo Style, maka setidaknya ada sepuluh jenis Style yang dapat Anda gunakan.

Penggunaan Style ini tidak hanya secara langsung dituangkan kedalam kanvad, tetapi bisa juga dengan menggunakan teknik-teknik tertentu seperti pengunaan Blending Mode layer, maka hasil yang didapat akan lebih menakjubkan.

Opacity, Area, dan Tolerance

Ada tiga buah pengaturan lain yang ada di dalam Option bar pada Art History Brush Tool, pengaturan tersebut meliputi Opacity, Area, dan Tolerance. Berikut penjelasannya:

Opacity : digunakan untuk mengatur ketebalan atau intensitas olesan kuas yang dioleskan ke dalam kanvas. Semakin besar nilai Opacity yang dicantumkan, maka semakin tebal pula olesan kuas.

Area: opsi ini digunakan untuk menentukan besarnya ukuran Style.

Tolerance: opsi ini berguna untuk mengatur besarnya jangkauan olesan brush di dalam kanvas. Semakin kecil nilai Tolerance, maka olesan brush akan semakin merata.

Berkreasi Menggunakan Art History Brush Tool

Sebelumnya kita sudah membahas mengenai Art History Brush Tool, kegunaanya, dan pengaturan-pengaturan di dalamnya, oleh karena itu kini saatnya kita mencoba berkreasi menggunakan tool ini agar mendapatkan hasil pengeditan gambar yang spektakuler.

Kreasi gambar pada latihan kali ini tidak hanya menggunakan Art History Brush Tool saja, melainkan menggunakan Art History Brush Tool saja, melainkan menggunakan perpanduan dari Brush Tool, Blending Mode, serta oenggunaan tool yang lain. Untuk lebih jelasnya dalam memahami materi ini, silahkan Anda perhatikan langkah-langkah pengeditan gambar menggunakan Art History Brush Tool ini:
  1. Pilihlah menu File > Open, lalu carilah file gambar yang ingin Anda edit.
  2. Apabila file gambar sudah Anda buka, maka Anda akan menjumpai tampilan gambar di dalam kanvas. 
  3. Duplikasi layer Background dengan cara mengklik lalu drag layer tersebut menuju ke ikon Create a new layer.
  4. Pastikan Anda di layer Background copy, lalu pilihlah menu Image > Adjustments > Brightness/Contrast.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar